Pisau dan talenan berwarna adalah alat yang umum ditemukan dan digunakan di banyak dapur komersial, seperti di hotel, restoran, dan menjadi semakin populer di kalangan dapur rumah tangga.
Tujuan pemberian kode warna adalah untuk membantu mencegah kontaminasi silang antara berbagai jenis makanan, khususnya antara daging mentah dan makanan lainnya. Yuk cari tau apa saja warna talenan dan pisau!
Lihat juga : Cross Contamination of Seafood – How To Prevent it in seafood product ? (baliseafoodlab.com)
Kode Warna pada Talenan dan Pisau Dapur
Berikut adalah sistem kode warna yang umum digunakan:
- Merah : digunakan untuk daging mentah, dan makanan berisiko tinggi lainnya yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
- Biru : digunakan untuk daging ikan mentah dan makanan laut lainnya.
- Hijau : digunakan untuk buah dan sayuran.
- Kuning : digunakan untuk daging unggas mentah.
- Putih : digunakan untuk makanan siap santap.
Dengan menggunakan sistem kode berwarna pada alat-alat dapur tersebut, anda dapat menghindari dan mencegah kontaminasi silang antar berbagai jenis makanan, sehingga dapat mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Sangat penting untuk memisahkan talenan dan pisau sesuai dengan kegunaannya dalam mengolah jenis makanan dan membersihkan secara benar dan menyeluruh setiap setelah digunakan.
Bagaimana cara mengetahui bahwa pisau dan talenan anda aman digunakan?
Jika anda adalah salah satu pengolah dan penjamah makanan, maka penting untuk mengetahui bahwa masakan yang anda hidangkan bukan hanya nikmat, namun terpenting adalah aman untuk dikonsumsi.
Pastikan pisau & talenan telah dicuci dengan bersih dan lakukan penyimpanan dalam kondisi kering untuk mencegah pertumbuhan jamur maupun bakteri. Dapat dilakukan pengujian SWAB secara berkala untuk memantau dan memeriksa standar kebersihan yang telah diterapkan.
Pengujian SWAB pada peralatan dapur adalah jenis pengujian mikroba yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur kadar bakteri dan mikroorganisme lainnya yang mungkin terdapat di permukaan. Dalam konteks dapur, SWAB test dapat digunakan untuk menilai kebersihan peralatan dapur seperti talenan, meja, perkakas, dan perkakas.
Lihat juga : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 (peraturanpedia.id)
Saat melakukan tes SWAB, batang kapas steril digosokkan ke permukaan peralatan untuk mengumpulkan sampel bakteri atau mikroorganisme lain yang ada. SWAB tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisa, di mana sampel tersebut akan ditumbuhkan dalam kultur untuk menentukan jenis dan jumlah mikroorganisme yang ada.
Pengujian SWAB dapat menjadi alat yang penting untuk memastikan bahwa peralatan dapur telah dibersihkan dan disanitasi dengan benar. Jika ditemukan bakteri tingkat tinggi atau mikroorganisme lain, ini mungkin menunjukkan bahwa prosedur pembersihan perlu diperbaiki atau peralatan perlu diganti.
Selain pada peralatan dapur, pengujian SWAB juga bisa digunakan untuk menilai kebersihan personel karyawan, udara, dan permukaan khususnya di lokasi yang berdekatan dengan makanan.
Lihat juga : Benefits of Food Sampling Regularly (baliseafoodlab.com)
Uji SWAB di Seafood Inspection Laboratory
PT. Seafood Inspection Laboratory telah terakreditasi oleh KAN dengan
ISO 17025 sebagai laboratorium pengujian yang profesional dan berpengalaman,
kami dapat memberikan layanan Pengujian SWAB pada peralatan dapur, permukaan,
tangan, seragam, udara, dll.
Lihat juga : The Importance of Food Laboratory in Food Industry (baliseafoodlab.com)
Pastikan tempat Anda aman dan bersih dari kontaminasi silang!
Let Us be Your Laboratory