Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata, menuntut para pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kualitas dan menjaga keamanan propertinya. Salah satu wabah yang juga harus diwaspadai yakni adanya penyebaran penyakit Legionnaires.
1 orang telah dinyatakan meninggal dunia dan 11 orang lainnya tengah menjalani perawatan intensif ke rumah sakit oleh karena terjangkit penyakit Legionnaires di Napa County, California. Pihak berwajib telah melakukan investagasi dan menemukan sampel bakteri Legionella yang tinggi di lokasi Hotel Napa, California.
Apakah Penyakit Legionnaires?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) USA, penyakit Legionnaires adalah jenis pneumonia atau penyakit peradangan paru-paru tingkat parah yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan nama yang sama yakni Legionella. Diketahui penyebaran bakteri tersebut aktif dan sangat cepat di dalam air, terutama dalam kondisi suhu panas atau hangat.
Gejala Penyakit Legionnaires
Gejala penyakit Legionnaires berkembang 2-10 hari setelah terpapar bakteri Legionella. Tahap awal dari gejala penyakit Legionnaires sangat mirip dengan gejala pada virus Covid-19, yakni:
- Sakit kepala
- Menggigil
- Nyeri otot
- Kelemahan tubuh
- Kelelahan
- Demam yang mungkin mencapai 40 derajat Celcius atau lebih tinggi
Di hari ke-2 dan ke-3, penderita akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Batuk, yang terkadang berlendir dan disertai darah. Ini mungkin tanda pertama infeksi paru-paru
- Nafas pendek dan sesak napas
- Nyeri hebat pada dada
- Nyeri otot yang memburuk
- Mual, muntah, dan diare
- Kebingungan atau perubahan mental lainnya
Kriteria yang rentan terhadap penyakit Legionnaires
Beberapa orang yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi penyakit Legionnaires, yakni:
- Perokok
- Memiliki penyakit bawaan kronis (penyakit jantung kronis, diabetes kronis, penyakit paru-paru lainnya, dsb)
- Orang-orang dengan tingkat imunitas rendah
- (pengidap AIDS, HIV, pasien yang baru melakukan kemoterapi, dsb)
- Orang lanjut usia
- Konsumsi minuman keras atau beralkohol
Mengapa penting melakukan tes Legionella pada industri pariwisata?
Industri Pariwisata yang terus berkembang menuntut para pelaku usaha pariwisata untuk terus meningkatkan kualitas demi bersaing dalam memuaskan para pengunjung. Keamanan dan kesehatan merupakan prioritas utama bukan hanya bagi pengunjung namun juga bagi para pelaku usaha pariwisata itu sendiri. Salah satu bentuk yang dapat menjaga keaman dan kesehatan tersebut dari resiko penyakit, khususnya Legionnaires, yakni melakukan Tes Legionella secara berkala.
Selain untuk menjaga kualitas dan keamanan, melakukan tes Legionella secara berkala juga dapat menjadi salah satu tanda untuk meyakinkan pengunjung bahwa usaha pariwisata anda telah melakukan sistem standar keamanan pangan.
Bagaimana cara melakukan tes Legionella pada industri pariwisata?
Direkomendasikan untuk melakukan pengujian test Legionella pada laboratorium yang telah terakreditasi terutama dengan mengambil sampel air pada lokasi-lokasi yang rentan terjangkit bakteri Legionella, yakni:
1. Menara pendingin (Cooling Towers)
2. Shower
3. Lantai atau kamar kosong
4. Kolam renang
5. Bak air mandi
6. Water Supply
7. Air mancur buatan
PT. Seafood Inspection Laboratory telah terakreditasi KAN ISO 17025 sebagai laboratorium penguji yang dapat menyediakan jasa Legionella Testing Service untuk pengujian kualitas air di Hotel/ sistem air produksi Anda.
Hubungi kami: Food Laboratory Based in Bali – Indonesia (baliseafoodlab.com)
Salah cara yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha pariwisata untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit Legionnaires, yakni:
1. Melakukan penilaian resiko Legionella
2. Mengurangi resiko dengan melakukan manajemen dan pengawasan sistem air
3. Menerapkan dan meningkatkan standar higienitas dan sanitasi
4. Menerapkan kawasan bebas asap rokok
5. Menyiapkan SOP jika menemukan kasus terjangkit sebelum penyebaran meluas