Air yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup sangat mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme seperti bakteri, virus dan parasit. Jika air sudah tercemar, maka akan menjadi salah satu sumber penyakit untuk manusia atau makhluk hidup lain. Oleh karena itu, kita membutuhkan klorin sebagai desinfektan untuk membunuh mikroorganisme tersebut. Sebetulnya, klorin ada di dalam air secara alami meskipun jumlahnya sangat rendah, sehingga fungsi utama klorin sebagai desinfektan menjadi kurang maksimal. Untuk memaksimalkan kinerja Klorin, perusahaan pengelola air akan menambahkan kadar klorin menjadi tingkat tertentu.
Namun, proses penambahan kadar klorin ini harus dilakukan dengan cermat, jika pemberian klorin berlebihan maka akan menyebabkan dampak negatif antara lain:
Gangguan pernapasan
Keracunan klorin bisa menyebabkan masalah kesehatan yang sering terjadi terkait gangguan pernapasan. Dalam kehidupan sehari-hari, masalah ini dapat muncul akibat pencampuran produk pembersih yang mengandung klorin dengan pembersih lain yang mengandung bahan aktif. Saat kedua bahan pembersih dicampur, gas berbahaya bisa terbentuk dan berpotensi mengancam kesehatan jika terhirup. Beberapa gejala gangguan pernapasan yang mungkin timbul akibat keracunan klorin meliputi:
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Batuk-batuk
- Nyeri dada
- Radang tenggorokan
- Munculnya cairan di paru – paru beberapa jam kemudian
Ruam pada kulit
Selain reaksi alergi terhadap deterjen, klorin juga bisa menyebabkan masalah kulit, saat melakukan kegiatan. Munculnya ruam kulit akibat klorin tidak selalu disebabkan oleh alergi, ada kemungkinan merupakan hasil dari sensitivitas individu terhadap klorin. Kulit dapat mengalami reaksi ketika terpapar langsung dengan zat yang mengandung klorin. Beberapa gejala keracunan klorin yang dapat mempengaruhi kulit adalah:
- kulit yang terkena klorin bisa mengalami ruam kemerahan yang terasa gatal dan tidak nyaman.
- kulit mungkin menjadi kering dan bersisik akibat paparan klorin yang berlebihan.
- bintik-bintik kecil muncul pada area kulit yang terpapar klorin.
Iritasi pada mata
Di samping menyebabkan reaksi pada kulit, orang yang sangat sensitif atau terpapar klorin secara berlebihan juga dapat mengalami masalah dengan penglihatan mereka. Kontak langsung atau bahkan paparan gas yang mengandung klorin dapat menyebabkan iritasi pada mata. Klorin yang bersentuhan dengan jaringan lunak, seperti mata, bisa memicu reaksi dan menimbulkan gejala berikut:
- mata merah dan berair.
- sensasi panas dan perih pada mata.
- penglihatan kabur.
Risiko kanker dan penyakit mematikan lain
Selain gangguan yang dapat kita rasa dan lihat di atas, ternyata, untuk jangka waktu lama penggunaan klorin secara berlebihan menyimpan dampak buruk. Dikarenakan senyawa klorin yang bereaksi dengan bahan organik dapat membentuk senyawa kimia berbahaya seperti trihalometana yang dianggap berkontribusi pada risiko kanker, klorin berpotensi juga menyebabkan masalah neurologis yang mengganggu sistem saraf.
Gangguan pada ekosistem perairan
Efek secara penggunaan klorin secara berlebihan bukan hanya bisa dirasa oleh manusia saja, tetapi melimpahnya penggunaan klorin pun dapat mengancam ekosistem di perairan, sebagai contoh:
- Terumbu karang yang terkena klorin dapat kehilangan warna sehingga lebih rentan terkena penyakit.
- Dapat mengurangi jumlah plankton dan organisme kecil yang menjadi makanan ikan, dan ini akan sangat mengganggu kehidupan di ekosistem tersebut.
- Klorin yang dibuang ke perairan dapat mempengaruhi suhu di perairan sekitar, sehingga akan mengganggu pola migrasi dan reproduksi dari makhluk hidup di ekosistem tersebut.
Karena itu, penting untuk para perusahaan terkait untuk mengatur kadar klorin dalam air dengan bijak dan sesuai dengan standar yang berlaku. Dan untuk itulah kami ada! dengan tim profesional dan perlengkapan yang memadai, kami PT. Seafood Inspection Laboratory, menyediakan layanan uji kadar klorin pada air diberbagai bidang industri. Dengan melakukan pengujian ini, perusahaan dapat secara efektif mengoptimalkan penggunaan klorin. Tindakan ini bukan hanya akan berdampak positif terhadap perusahaan itu sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan manusia serta kelestarian lingkungan.