Clostridium Botulinum Pada Makanan Kaleng

Clostridium Botulinum Pada Makanan Kaleng

Apa itu Clostridium Botulinum? Apa kaitannya dengan Makanan Kaleng? Apakah  dampak dan gejala yang akan dialami jika terjangkit penyakit dari bakteri Clostridium Botulinum? Bagaimana cara mengetahui apakah Makanan Kaleng yang akan kita konsumsi aman dari bakteri Clostridium Botulinum? Yuk kita simak!

Apa itu Clostridium Botulinum?

Clostridium Botulinum adalah nama dari bakteria yang dapat menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Clostridium Botulinum dinamakan Botulisme.

Bakteri Clostridium Botulinum dapat ditemukan pada debu, tanah, sungai atau dasar laut. Bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya jika dalam kondisi lingkungan yang normal, namun bakteri Clostridium Botulinum akan melepaskan racunnya jika berada pada lingkungan yang kekurangan oksigen. Contohnya saat berada dalam kaleng tertutup, botol, dalam tubuh manusia, lumpur dan tanah yang tidak bergerak.

Gejala Botulisme

Meskipun Botulisme adalah penyakit yang sangat langka, namun Botulisme adalah penyakit serius yang sangat berbahaya dan mematikan. Gejala keracunan bakteri Clostridium Botulinum akan terjadi setelah 18 sampai 36 jam setelah racun masuk kedalam tubuh.

Botulisme menyerang sistem saraf dan dapat mengakibatkan gangguan pada otot, sistem pernafasan dan pencernaan. Botulisme dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani dengan tepat.

Gejala Botulisme yang terjadi dikarenakan keracunan makanan yakni:

  • Kesulitan menelan dan berbicara
  • Mulut kering
  • Otot wajah lemah
  • Gangguan penglihatan
  • Kelopak mata lemas (terkulai)
  • Kesulitan bernapas
  • Mual
  • Muntah
  • Kram perut
  • Lumpuh


Clostridium Botulinum dan Makanan Kaleng

Dimana bakteri lain tidak dapat berkembang saat berada dalam lingkungan yang kekurangan oksigen, namun bakteri Clostridium Botulinum justru malah berkembang dan mengeluarkan racun saat kekurangan oksigen dan dalam kondisi asam.

Hal tersebut membuat Makanan Kaleng memiliki resiko untuk terpapar atau terjangkit bakteri Clostridium Botulinum.

Direkomendasikan untuk tidak mengkonsumsi ataupun mencoba makanan kaleng yang memiliki kondisi:

  1. Kaleng yang bocor, menonjol, penyok
  2. Berbau busuk
  3. Tutup yang rusak atau retak atau penyok
  4. Mengeluarkan atau menyemburkan cairan atau busa saat dibuka

Cara mencegah kontaminasi bakteri Clostridium Botulinum

Bagaimana cara mencegah kontaminasi bakteri Clostridium Botulinum, berikut
rekomendasi nya:

Tips untuk konsumen:

  1. Menyimpan makanan kaleng pada suhu yang tepat
  2. Segera mengkonsumsi makanan setelah kaleng dibuka
  3. Tidak mengkonsumsi makanan jika kaleng rusak atau penyok

 

Tips untuk produsen:

  1. Melakukan pengujian Clostridium Botulinum sebelum produk dijual di pasaran
  2. Melakukan pengujian Clostridium Botulinum secara berkala dan acak untuk menjaga kualitas produk di pasaran

Pengujian Clostridium Botulinum pada Makanan

Bagi anda yang ingin menguji Clostridium Botulinum yang terkandung dalam makanan atau produk makanan yang anda dihasilkan, direkomendasikan untuk lebih dahulu melakukan pengujian Clostridium Botulinum di laboratorium yang telah terakreditasi.

Baca Juga : PCR for Food Industry – Fast Results for microbiological testing – Food Laboratory Based in Bali – Indonesia (baliseafoodlab.com)

PT. Seafood Inspection Laboratory telah terakreditasi KAN ISO 17025 sebagai laboratorium penguji professional dan berpengalaman, dapat menyediakan jasa pengujian Clostridium Botulinum secara kualitatif pada sampel makanan dengan menggunakan metode Real Time PCR (qPCR).

Pengujian tersebut membutuhkan waktu 5-7 hari kerja. Hasil akan kami berikan dengan Certificate of Analysis (COA), dimana COA tersebut dapat Anda gunakan untuk memenuhi persyaratan ekspor Makanan Kaleng anda.

Mari uji produkmu! Kami akan membantu anda untuk mengidentifikasi keamanan produk
anda, apakah produk anda aman atau terdeteksi terinfeksi bakteri Clostridium Botulinum. Ayo Buktikan!

Baca Juga : Microbiology Testing Service – Food Laboratory Based in Bali – Indonesia
(baliseafoodlab.com)

Table of Contents

Share this Article